Rabu, 04 Maret 2009

kayanya hari ini lebih baik dari kemarin.......fiuhhhhhhhhhhh akhirna ak bisa browsing2 apply sana-sini ... hiks...kaya gak pernah bersyukur aja dah dikasih rezeki jadi P** meski kcil gajina,,,tapi terbukti banyak yang ngejar...he....keinget pas test pertama kali....ehm...buanyakkkkkkkkk bgt euy ... ampe2 akuu kepikiran buat mundur..tapi ya sudah terlanjur basah...aku ikutin lah test ini itu....ampe ada 12 tahapan.......dan aku plg jam 18.00 dari jam 07.00 pagi ...setelah seminggu berlalu...keluarlah pengumuman siapa2 yang lolos untuk melanjutkan ke tahap interview .....dan dengan hati2 deg2an ga kruan ga tentu arah..bingung akan masa depan..karena didepan mata terbentang beberapa jalan yang aku harus pilih...diantaranya..bank mandiri,bank bukopin,pertamina,HM Sampurna,...saat itu ak pikir,,achhh tidak mungkin namaku lolos...tapi tak disangka2 namaku bnr2 ada..dan saat itu aku kedapatan jadwal interview hari kedua...dengan bermodalkan nekad dan sedikit bgt persiapan .. aku datang dan saat itu ad 3 orang pewawancara salah satunya yang jadi bosku skrg Ir.Teddy Alhady Lubis,M.Eng..dengan hati2 dan penuh pengharapan kucoba menjawab semua pertanyaan baik yang teknis dan yang non teknis ...dan waktupun telah berlalu...3 hari kemudian hasil pengumuman CPNS BPPT telah diumumkan...wow sampai aku tak mau melihatnya..krn jujur aku takut kecewa...tapi auraku saat itu berubah,,,ketika sebuah sms datang ke hpku yang jelek abizz (he...he) "Din alhamdulilah kita berdua keterima mba latsmi juga ..-ratna- ...itulah saat yang benar2 membuatku senang sujud syukur aku lakukan ..butiran kecil tak terasa keluar dari ke2 pelupuk mataku..kupeluk foto ke2 orangtuaku..sambil berbisik akhirnya aku bisa membuat mereka tersenyum..terima kasih Ya Allah...itulah sedikit cerita kenapa aku sampai disini...

Tapi hari ini untuk pertama kalinya ...ak bingung knp apa yang telah aku terima ini tdk aku syukurin ...

3 komentar:

  1. Ta, aku lagi coba nulis ini. Baca deh...

    CHAPTER 1
    Penulis Yang Melibatkan Diri

    Tubuh wanita itu ditemukan dalam keadaan tragis di dekat tiang lampu merah di kawasan Glodok saat sepi sekitar pukul empat pagi. Seorang tukang ojek sepeda menemukannya. Bahkan beberapa polisi yang datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga terkejut melihat kondisi tubuh itu. Mereka tersentak oleh tubuh yang patah dan penuh darah seperti habis dipukuli pentungan satpam berpuluh kali. Pagi itu saya ada di sana, ikut merasakan hawa panas yang keluar dari mayat beku itu.

    Saat hidup, wanita itu bekerja dengan hasrat. Keringatnya bercampur dengan keringat para lelaki hidung belang. Dia melakukannya dengan siapa saja yang mampu membayar lebih. Mengayomi kaum Adam. Membuat mereka kembali setiap malam padanya. Saya tertarik dengan sosoknya, tetapi hanya setelah dia mati. Dia adalah wanita kedua setelah Maria yang ditemukan beberapa hari lalu dengan buraian usus di atas perut, di tempat yang sama, di bawah tiang lampu merah.

    Saya menyukai situasi seperti ini dan berharap cemas, akankah ada pembunuhan ketiga? Harapan itu menyemangati saya untuk menulis tentang ini semua ke dalam sebuah cerita bersambung (cerbung) dan coba berlomba dengan polisi ibukota. Akan mengasyikan sekali. Wartawan pun akan menjadi lawan saya. Cerbung tentang masa muda Dewi Sartika yang dimuat pada majalah Emancipation akan saya ganti dengan cerita pembunuhan ini. Setiap minggunya akan ada perkembangan tentang investigasi pembunuhan yang akan saya tuang dalam cerita.

    Aih, kenapa baru sekarang saat mendebarkan seperti ini muncul? Seorang penulis kacangan seperti saya memang membutuhkan stimulan yang unik dan ajaib agar otak ini bisa kembali bekerja bersamaan dengan ketukan ujung jemari di atas keyboard komputer. Selama ini saya hanya menulis kisah percintaan mirip Romi dan Yuli, atau kisah sedih yang berakhir bahagia layaknya Putri Tidur. Dan yang seperti itu memang benar-benar kacangan, karena hanya laku untuk para pemimpi. Terakhir adalah cerita bersambung tentang Dewi Sartika dan itupun lebih banyak mendramatisasi kisah, serba semu, dan bukan membandingkan dengan fakta. Hanya judulnya saja “Dewi Sartika”, isinya tidak mencerminkan spirit seorang pahlawan emasipasi wanita. Sudah saatnya saya menulis yang ideal. Yang akan membawa tren baru pada industri perbukuan di Indonesia. Saya akan melibatkan diri dalam pembunuhan ini, dan Tuhan mengizinkan, karena selang beberapa hari kemudian, setelah Maria dan Anisa, mayat ketiga dan keempat ditemukan hampir serentak di tempat yang sama, hanya beda beberapa blok. Mereka dimutilasi.

    -Yokie Adityo-

    BalasHapus
  2. Ta, kamu akan lebih kaya kalau bersyukur. Klise yah. Akupun blum bisa mensyukuri apa yg sudah kudapat. Well, kita sama2 tipe manusia ambisius, hehe. Be lucky!

    -Yokie Adityo-

    BalasHapus
  3. Hi DIni.....
    mo sedikit berkomentar
    Kadang orang terlalu fokus akan sesuatu yang belum dia punya... Dia sibuk akan planing dan startegi yang akan dijalankan.... itu bagus buat kita lakukan untuk mencapai suatu impian...
    tapi ga benar juga kan, kalau kita tidak pernah menghitung apa yang dikasih Tuhan untuk kehidupanmu hingga saat ini, hingga detik ini.
    Didalam kerjapun demikian....
    Saat kita bekerja karena perintah atasan, karena job desk yang kita punya hanya demikian adanya.... apa enak to bekerja dengan batasan. Kita kan orang bebas.... mau bekerja karena tanggung jawab kita ke Tuhan dan orang tua. Pasti hasilnya beda deh.... Yang penting lakukan yang terbaik, bukan buat atasanmu... tapi buat dirimu. dan satu lagi nih yang penting..... kita bekerja bukan hanya dan harus jadi P** loh....? kalau emang yang disukai bukan disini, kenapa harus jadi orang yang setengah-setengah....
    Pokoknya tetep semangat aja...
    Hidup menjadi orang bebas.

    BalasHapus